Strategi Anti Marketing Kun yang Mengguncang Raksasa Susu Dunia

Category
Category
LENGTH
2 min read
Thomas Joseph

Thomas Joseph

Kun Milk Anti Marketing

“Anak Kecil Kok Jadi Target Utama?!” Strategi Anti Marketing Kun yang Mengguncang Raksasa Susu Dunia. Selama puluhan tahun, industri susu anak dipenuhi dengan narasi serupa: “Ibu adalah decision maker.”
Brand-brand besar seperti Nestlé, Frisian Flag, Dancow, dan lainnya pun membangun semua kampanye mereka dengan asumsi ini. Fokus mereka jelas—meyakinkan para ibu bahwa susu mereka adalah yang terbaik untuk pertumbuhan anak, lewat pesan edukatif, testimoni pakar, hingga visualisasi keibuan ideal.

Namun, di tengah dominasi para raksasa ini, muncul satu brand dari Kamboja yang mengacak-acak pakem lama tersebut.
Namanya KUN, dan pendekatannya disebut-sebut sebagai bentuk nyata dari “Anti Marketing.”


🎬 KUN: Brand Susu yang Justru Fokus ke Anak, Bukan ke Ibu

Alih-alih menargetkan ibu seperti yang dilakukan semua brand susu selama ini, KUN memutuskan untuk fokus langsung ke si anak.
Bagaimana caranya?

KUN membangun channel YouTube sendiri: @kuncambodia8777, yang isinya bukan edukasi gizi, bukan juga video parenting—melainkan animasi penuh petualangan seru, karakter lucu, lagu anak-anak yang catchy, bahkan dunia sinematik yang mengingatkan kita pada Disney atau Nickelodeon versi lokal.

Anak-anak pun jatuh cinta.

Dan yang terjadi kemudian adalah fenomena menarik: anak-anak inilah yang mendesak orang tuanya untuk membeli susu KUN.
Dengan strategi ini, KUN mengubah posisi anak dari “end user” menjadi “influencer utama” dalam proses pembelian.


💥 Hasilnya? KUN Mengambil Market Share Raksasa

Dengan pendekatan unik ini, KUN berhasil merebut market share senilai miliaran USD dari para pemain lama.
Brand-brand besar yang selama ini menguasai pasar terpaksa melihat bagaimana satu brand kecil dari Kamboja mengubah arah kompetisi hanya dengan satu senjata: konten.

Ini bukan hanya soal animasi lucu—ini soal memahami perubahan pola pengambilan keputusan dalam keluarga modern.
Anak-anak sekarang adalah digital native. Mereka tumbuh bersama YouTube, gadget, dan media visual. Mereka tidak pasif. Mereka punya opini. Mereka bisa membujuk. Mereka bahkan bisa menekan.


🤔 Jadi, Apakah Selama Ini Para Marketer Salah?

Fenomena KUN memunculkan pertanyaan besar:
👉 Apakah anak-anak zaman sekarang lebih kuat pengaruhnya dalam keputusan keluarga dibanding generasi sebelumnya?
👉 Ataukah selama ini para marketer terlalu terjebak pada asumsi klasik bahwa ibu selalu jadi target utama?

Kita hidup di era baru, di mana membangun emotional bond dengan anak-anak bisa menghasilkan tekanan konsumen dari dalam rumah. Strategi “Anti Marketing” ini justru terbukti sangat efektif—karena tidak mengikuti arus umum, tapi memanfaatkan celah yang luput dilihat kompetitor.


🚀 Waktunya Brand Anda Bertransformasi!

Fenomena ini jadi bukti bahwa brand yang berani berbeda bisa menang besar.
Jika Anda pemilik brand atau marketer yang ingin membongkar strategi lama dan membangun pendekatan baru, tim FMGroup siap berdiskusi dan bantu Anda menyusun strategi brand DNA yang disruptif dan relevan untuk zaman ini.

💼 Kunjungi kami di: www.futuremediatrix.com
📱 WhatsApp Business: +62 877-7794-9447

Jangan sampai brand Anda stuck di masa lalu.
Waktunya berani mencoba pendekatan yang belum pernah dicoba!

Related News